Di coretan ini saya tidak akan membahas mengenai keutamaan shalat berjamaah. sudah banyak artikel yang membahas itu (searching aja!).
di sini saya hanya ingin menyampaikan uneg-uneg, betapa masih sangat banyak muslim Indonesia yang menganggap, shalat berjamaah tidak lebih penting dari shalat sendiri.
selain masih banyak muslim yang enggan shalat berjamaah di masjid (pengalaman waktu ngajar privat, bukannya mengajak shalat ke masjid, Bapak murid saya malah ngajak shalat berjamaah sekeluarga di mushola yang dibikin khusus di rumah), ada juga muslim yang enggan diajak shalat berjamaah di mushola di tempat umum, nah, tulisan ini akan fokus pada shalat berjamaah di tempat-tempat umum yakni di mushola stasiun, terminal, mall, pasar, dls.
Setiap masuk waktu shalat, di tempat-tempat umum itu, orang-orang silih berganti mencari mushola. sejak awal masuk waktu shalat hingga mendekati waktu shalat berikutnya.
saat awal masuk waktu shalat, kebanyakan masih menyelenggarakan shalat berjamaah. tapi setelah itu, kebanyakan pada shalat sendiri.
padahal ada banyak orang yang juga hendak melakukan shalat. tapi kenapa jarang sekali ada yang berinisiatif membuat jamaah? malah pada memilih untuk shalat sendiri-sendiri?
apakah mereka tidak mengetahui perbedaan pahala dan keutamaan shalat berjamaah daripada shalat sendiri?
beberapa kejadian lucu (atau mungkin konyol) yang pernah saya alami :
1. di mushola stasiun bekasi, sudah masuk waktu ashar. sebelum melanjutkan perjalanan, saya ke musholanya dulu. di dalam sudah ada beberapa jamaah yang shalat. selesai dari kamar mandi dan wudhu, ternyata jamaah tadi sudah selesai. di luar saya lihat ada yang sedang berwudhu. saya tunggu di dalam masjid dengan maksud mengajaknya berjamaah.
ketika dia masuk, sebelum sempat saya mengajaknya berjamaah, dia (yang pastinya melihat saya berdiri di belakang, sedangkan jamaah lain masih duduk berdzikir) langsung bertakbiratur ihram, shalat di pinggir, deket tembok (temboknya di sebelah kanannya). saya bener-bener kaget? nengok ke luar sudah tidak ada orang lagi. jamaah yang lain mulai beranjak pergi. lalu apa yang harus aku lakukan? shalat sendiri? atau shalat dengan orang tadi? disebelah mananya? kanannya tembok. kalau shalat berjamaah dengan 1 ma'mum saja kan ma'mumnya harus disebelah kanan imam? pusing kan?
2. di mushola rumah makan dalam perjalanan solo-jakarta
turun dari bus, saya langsung mencari mushola. selesai wudhu, ada beberapa orang yang sudah shalat di dalam mushola sendiri-sendiri. saya menunggu orang-orang yang sedang wudhu saja. mengajaknya berjamaah. tapi, apa yg terjadi? 2 orang yang saya tawari untuk shalat berjamaah menolak. dan mereka memilih untuk shalat sendiri. mungkin karena mereka khawatir, shalat jamaah akan makan waktu yang lebih lama daripada shalat sendiri, takut ketinggalan bus mungkin, tapi bukankah kondektur bus jarak jauh akan selalu menunggu semua penumpangnya lengkap? lalu, apa yang harus saya lakuka? menunggu orang berikutnya samapai ada yang mau diajak berjamaah? atau nekat menepuk pundak orang itu dan berdiri di sebelah kanannya dan menjadi ma'mum? pusing lagi kan?
3. kali ini mengenai tata cara shalat berjamaah.
shalat berjamaah dengan 1 ma'mum, posisi ma'mum berada di sebelah kanan imam. bukan dibelakangnya. jika ada ma'mum ke dua yang datang, tata caranya, ma'mum ke dua menepuk pundak ma'mum pertama sebagai isyarat, kemudian ma'mum pertama berjalan mundur dan ma'mum kedua berdiri sejajar ma'mum pertama dan melakukan shalat berjamaah sebagaimana biasa.
beberapa kali (lebih dari lima kali sepertinya) ketika saya dengan teman atau orang yang saya ajak berjamaah dan posisi ma'mum ada disebelah kanan saya, selesai shalat. ternyata ada ma'mum tambahan. dan posisi ma'mum tambahan itu di sebelah kanan ma'mum pertama dan ada juga yang di sebelah kiri imam. benar-benar tidak habis pikir, begitu sedikitkah ilmu mereka? sehingga posisi shalat berjamaah yang benar saja tidak tahu.
ilmu saya memang belum tinggi, saya juga masih harus banyak belajar, tetapi posisi shalat berjamaah dengan satu ma'mum, dan yang harus dilakukan ketika ada ma'mum tambahan sudah diajari oleh guru agama saya di SMP. ketika terjadi hal itu dan saya jadi imam, apa yang harus saya lakukan? maju ke depan? nabrak tembok, menyuruh mereka mundur? shalatnya batal dunk. pusing lagi kan?
Ya Rabb.... bukakanlah hati para muslim di negri ini, agar mereka memeluk agama ini dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, bukan hanya sekedar mengikuti agama orang tua mereka. bukan hanya sekedar mengikuti agama mayoritas di lingkungannya. tunjukilah kepada hamba dan muslim di negri ini, hidayah dan petunjukmu, agar dapat senantiasa mempelajari dan mendalami ilmuMu, menguasainya, mengapikasikannya di dunia ini, dan mengajarkannya kepada saudara-saudara kami yang lain. amiin.
di sini saya hanya ingin menyampaikan uneg-uneg, betapa masih sangat banyak muslim Indonesia yang menganggap, shalat berjamaah tidak lebih penting dari shalat sendiri.
selain masih banyak muslim yang enggan shalat berjamaah di masjid (pengalaman waktu ngajar privat, bukannya mengajak shalat ke masjid, Bapak murid saya malah ngajak shalat berjamaah sekeluarga di mushola yang dibikin khusus di rumah), ada juga muslim yang enggan diajak shalat berjamaah di mushola di tempat umum, nah, tulisan ini akan fokus pada shalat berjamaah di tempat-tempat umum yakni di mushola stasiun, terminal, mall, pasar, dls.
Setiap masuk waktu shalat, di tempat-tempat umum itu, orang-orang silih berganti mencari mushola. sejak awal masuk waktu shalat hingga mendekati waktu shalat berikutnya.
saat awal masuk waktu shalat, kebanyakan masih menyelenggarakan shalat berjamaah. tapi setelah itu, kebanyakan pada shalat sendiri.
padahal ada banyak orang yang juga hendak melakukan shalat. tapi kenapa jarang sekali ada yang berinisiatif membuat jamaah? malah pada memilih untuk shalat sendiri-sendiri?
apakah mereka tidak mengetahui perbedaan pahala dan keutamaan shalat berjamaah daripada shalat sendiri?
beberapa kejadian lucu (atau mungkin konyol) yang pernah saya alami :
1. di mushola stasiun bekasi, sudah masuk waktu ashar. sebelum melanjutkan perjalanan, saya ke musholanya dulu. di dalam sudah ada beberapa jamaah yang shalat. selesai dari kamar mandi dan wudhu, ternyata jamaah tadi sudah selesai. di luar saya lihat ada yang sedang berwudhu. saya tunggu di dalam masjid dengan maksud mengajaknya berjamaah.
ketika dia masuk, sebelum sempat saya mengajaknya berjamaah, dia (yang pastinya melihat saya berdiri di belakang, sedangkan jamaah lain masih duduk berdzikir) langsung bertakbiratur ihram, shalat di pinggir, deket tembok (temboknya di sebelah kanannya). saya bener-bener kaget? nengok ke luar sudah tidak ada orang lagi. jamaah yang lain mulai beranjak pergi. lalu apa yang harus aku lakukan? shalat sendiri? atau shalat dengan orang tadi? disebelah mananya? kanannya tembok. kalau shalat berjamaah dengan 1 ma'mum saja kan ma'mumnya harus disebelah kanan imam? pusing kan?
2. di mushola rumah makan dalam perjalanan solo-jakarta
turun dari bus, saya langsung mencari mushola. selesai wudhu, ada beberapa orang yang sudah shalat di dalam mushola sendiri-sendiri. saya menunggu orang-orang yang sedang wudhu saja. mengajaknya berjamaah. tapi, apa yg terjadi? 2 orang yang saya tawari untuk shalat berjamaah menolak. dan mereka memilih untuk shalat sendiri. mungkin karena mereka khawatir, shalat jamaah akan makan waktu yang lebih lama daripada shalat sendiri, takut ketinggalan bus mungkin, tapi bukankah kondektur bus jarak jauh akan selalu menunggu semua penumpangnya lengkap? lalu, apa yang harus saya lakuka? menunggu orang berikutnya samapai ada yang mau diajak berjamaah? atau nekat menepuk pundak orang itu dan berdiri di sebelah kanannya dan menjadi ma'mum? pusing lagi kan?
3. kali ini mengenai tata cara shalat berjamaah.
shalat berjamaah dengan 1 ma'mum, posisi ma'mum berada di sebelah kanan imam. bukan dibelakangnya. jika ada ma'mum ke dua yang datang, tata caranya, ma'mum ke dua menepuk pundak ma'mum pertama sebagai isyarat, kemudian ma'mum pertama berjalan mundur dan ma'mum kedua berdiri sejajar ma'mum pertama dan melakukan shalat berjamaah sebagaimana biasa.
beberapa kali (lebih dari lima kali sepertinya) ketika saya dengan teman atau orang yang saya ajak berjamaah dan posisi ma'mum ada disebelah kanan saya, selesai shalat. ternyata ada ma'mum tambahan. dan posisi ma'mum tambahan itu di sebelah kanan ma'mum pertama dan ada juga yang di sebelah kiri imam. benar-benar tidak habis pikir, begitu sedikitkah ilmu mereka? sehingga posisi shalat berjamaah yang benar saja tidak tahu.
ilmu saya memang belum tinggi, saya juga masih harus banyak belajar, tetapi posisi shalat berjamaah dengan satu ma'mum, dan yang harus dilakukan ketika ada ma'mum tambahan sudah diajari oleh guru agama saya di SMP. ketika terjadi hal itu dan saya jadi imam, apa yang harus saya lakukan? maju ke depan? nabrak tembok, menyuruh mereka mundur? shalatnya batal dunk. pusing lagi kan?
Ya Rabb.... bukakanlah hati para muslim di negri ini, agar mereka memeluk agama ini dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, bukan hanya sekedar mengikuti agama orang tua mereka. bukan hanya sekedar mengikuti agama mayoritas di lingkungannya. tunjukilah kepada hamba dan muslim di negri ini, hidayah dan petunjukmu, agar dapat senantiasa mempelajari dan mendalami ilmuMu, menguasainya, mengapikasikannya di dunia ini, dan mengajarkannya kepada saudara-saudara kami yang lain. amiin.
No comments:
Post a Comment