Panduan menggunakan Blog ini :D

Pembaca yang budiman, silahkan isi kolom komentar dan memulai diskusi pada setiap postingan. Semakin ramai semakin semangat saya dalam mengelola blog ini. Selamat menjelajahi seluruh isi blog. ^_^.

May 13, 2012

Tips menghindari pelecehan seksual di KRL, busway dan bus kota.

Membaca cerita di dua forum yang berbeda. Aku menemukan kisah yang membuatku terdorong untuk membuat tulisan ini. Cerita pertama aku baca di kaskus. Si penulis (biasa disebut TS) menceritakan tentang kejadia di bus way yang sedang dia tumpangi.

Bus way pada jam sibuk memang selalu penuh dan berjubel. Di  halte, dia menunggu bus way dengan seorang nenek-nenek yang sudah agak bungkuk. Ketika bus way datang, dia dan nenek tadi segera masuk bersama para penumpang lain. Tapi ternyata, bus way pun sudah penuh. Tidak ada kursi kosong yang bisa ditempati. Begitupula dengan si nenek yang terpaksa berdiri.

Si penulis mengamati, bahwa di bus way tersebut, ada akhwat berjilbab lebar yang duduk. Dan dia cuek saja ngelihat si nenek-nenek berdiri. Hingga akhirnya ada penumpang lain yang memberikan tempat duduknya untuk si nenek.

Awalnya aku sempat sependapat dengan si TS. Akhwat ini tidak peka. Menggunakan atribut agama tetapi tidak mempraktekkan ajaran agamanya. Tapi kemudian, setelah menemukan tulisan lain di forum lain, penilaianku terhadap akhwat itu berubah.

Tulisan lain yang aku baca di forum lain berisi tentang tips and trik cara melakukan pelecehan seksual terhadap wanita berjilabab di dalam angkutan umum. Aku langsung kepikiran, akhwat dalam cerita di kaskus tadi tidak mau berdiri bukan karena tidak peka. Tetapi karena dia mengantisipasi agar dirinya tidak menjadi korban pelecehan seksual.

Ya! Korban pelecehan seksual di dalam angkutan umum pastinya yang berada pada posisi berdiri. Dalam kerumunan penumpang lain, si pelaku seakan-akan tidak sengaja “menjamah” korban. Padahal kondisi seperti itulah yang memang pelaku harapkan.

Dari tips dan trik yang dibuat oleh TS di forum itu, aku akan mencoba membuat pencegahannya. Agar para pembaca sekalian bisa terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan tersebut.

1.    Di dalam metromini
Metromini, buskota, atau yang biasa di sebut kopata kalau di Jogja merupakan tempat yang ideal bagi pelaku untuk melancarkan aksinya. Berikut poin-poin pencegahaanya :
      a.    Usahakan duduk. Seperti dalam kisah di kaskus tadi, meskipun ada nenek-nenek. Kakek-kakek maupun ibu hamil yang berdiri, jangan berbaik hati untuk memberikan tempat duduk. Masih ada puluhan penumpang lain. Berdoalah agar diantara penumpang lain ada yang baik hati mau memberikan tempat duduknya.
      b.    Jika terpaksa berdiri, hindari berdiri didekat pintu belakang atau tengah. Majulah ke depan. Pelaku lebih suka memepet korban dari belakang. Jika anda berdiri dekat pintu belakang, pelaku yang baru naik dari bus (biasanya lewat pintu belakang) akan memepet anda dari belakang. Tetapi jika anda di depan, ketika penumpang bertambah, gerakan anda adalah mundur ke belakang. Bukan posisi yang ideal bagi pelaku untuk melancarkan aksinya. Bahkan jika bisa, tetaplah berdiri di bagian depan. Suruhlah penumpang-penumpang yang baru masuk untuk ke tengah.
     c.    Jika anda tetap saja dipepet oleh pelaku, anda akan aman jika menggunakan pakaian yang tebal dan berlapis-lapis. Si penulis tips and trik menceritakan bahwa calon korban yang menggunakan pakaian berlapis tidak menarik untuk dijadikan korban. Sensasinya kurang terasa.
     d.    Jika anda sudah menggunakan pakaian berlapis tapi tetep dipepet pelaku (mungkin seharian penuh si pelaku belum juga dapat korban) jangan diam saja ketika pelaku melancarkan aksinya. Si penulis tips and trik itu mengatakan, banyak korbannya yang diam saja ketika dia melancarkan aksi. Entah karena si korban malu, memaklumi atau malah menikmati. Kondisi ini yang sangat diinginkan korban. Tetapi dia juga pernah menceritakan, bahwa ada calon korbannya yang tidak tinggal diam. Si calon korban ada yang menampik tangan pelaku, menghindar atau memelototi pelaku. Jika itu yang terjadi, si penulis tips and trik bilang, berarti lagi gak jodoh, cari mangsa lain.
     e.    Si penulis tips and trik juga menyampaikan bahwa wanita berjilbab pun sama dengan wanita normal. Mereka juga punya “nafsu”. Dia menyarankan bagi yang mau melakukan aksi kejahatan itu, pintar-pintarlah dalam merangsang si korban. Maka si korban akan diam dan menikmatinya. Untuk itu, saya sanagt menganjurkan agar anda melakukan antisipasi dari no a hingga c. Hindari antisipasi terakhir (no d).

2.    Di busway
      a.    Sama seperti di kasus metromini, usahakan duduk.
   b.    Jika terpaksa berdiri, jangan dekat dengan pintu masuk. Di situlah biasanya orang berdesakan, ketika penumpang baru masuk, anda akan didesak ke tengah. Mepetlah di bagian belakang atau pilih di belakang sopir.
      c.    Gunakan pakaian berlapis dan waspadalah!

3.    Di KRL
Modus pelecehan seksual di KRL lebih sulit penanganannya. Karena biasanya dilakukan lebih dari satu orang. Saat ini sudah ada gerbong KRL khusus perumpuan. Ambilah gerbong tersebut. Lalu bagaimana jika terlanjur berada di gerbong umum?
      a.    Yang pertama tentu saja, cari tempat duduk.
      b.    Jika tidak menemukan tempat duduk, pelajari modus operandi si pelaku. Modus si pelaku adalah, seakan-akan memberikan ruang bagi si calon korban diantara kerumunan penumpang. Tiga atau empat pelaku akan berdiri dengan posisi sedemikian sehingga ada celah yang cukup longgar diantara mereka. Si calon korban yang tidak menyadari perangkap akan berpindah mengambil celah tersebut. Setelah calon korban masuk perangkap, para pelaku akan memepet korban dari berbagai sisi. Untuk itu, waspadalah jika ada celah diantara kerumunan banyak orang. Perhatikan siapa yang berada di antara celah tersebut. Lebih baik berdesakan dengan penumpang  lain yang misalnya seorang ibu-ibu dari pada mengambil celah yang lebih longgar diatara para lelaki.
     c.    Jika terlanjur berada di antara para pelaku, dan anda mulai dipepet dari segala arah. Maka, sebelum semuanya terjadi, sebelum para pelaku berbuat lebih banyak. Bilang pada mereka, “permisi pak, saya mau turun” dan bergeraklah ke arah pintu. Jika anda berhasil lepas dari para pelaku. Anda tidak perlu turun di stasiun berikutnya. Toh anda tidak berbohong. Anda beneran mau turun kan? Tapi tidak sekarang 
    d.    Jika para pelaku tidak memberi celah kepada anda untuk berpindah padahal anda sudah mengatakan ingin turun, bahkan para pelaku malah mengatakan “stasiun berikutnya masih lama neng”. Maka saatnya beraksi. Pelototi mereka, pasang tampang galak. Tampik tangan-tangan kurang ajar mereka. Pelaku lebih suka jika korbannya diam, menunduk dan takut. Pelaku tidak suka dengan korban yang menentang dan berani.

Ya. Seperti kata bang Napi. Kejahatan terjadi bukan hanya karena adanya niat pelaku, tapi juga karena adanya kesempatan yang “dibuat” si korban. Maka waspadalah! Waspadalah!
Semoga tulisan ini bermanfaat.

PS : Pencegahan terbaik adalah : Tidak bepergian dengan kendaraan umum sendirian!