Panduan menggunakan Blog ini :D

Pembaca yang budiman, silahkan isi kolom komentar dan memulai diskusi pada setiap postingan. Semakin ramai semakin semangat saya dalam mengelola blog ini. Selamat menjelajahi seluruh isi blog. ^_^.

Feb 16, 2009

Slamat Tinggal Sepeda Unguku

Sabtu kemaren, Alloh memberiku sebuah ujian, ujian yang cukup berat memang. dua setengah tahun bersama, dia yang selalu menemani setiap perjalananku. ke kampus, ke kos temen - temen di pogung, ke tempat murid - murid les ku, ke kantor sifa, ke kos kakak di Ambarukmo, juga menemaniku keliling jogja ketika ku suntuk, ingin sekedar jalan - jalan. tapi kini, kebersamaan itu tinggal kenangan. aku harus rela melepas kepergiannya. sepeda "lungsuran" kakak ku, kini sudah tidak bisa menemaniku lagi.

Ya Alloh, semoga yang mengambil sepedaku mendapat hidayah, dan ampuni dosanya ya Alloh. untuk sahabatku yang bersedia meminjamkan sepedanya, berilah balasan kebaikan yang berlipat. trimakasih teman. ^_^

Feb 13, 2009

Gak Bosen Mbahas Valentine's Day

Mungkin udah terlalu banyak tulisan dan himbauan bagi kita - umat muslim - untuk tidak ikut - ikutan latah merayakan Hari Valentine, yang notabene berasal dari tradisi pagantisme (penyembahan kepada banyak dewa) Romawi dan juga tradisi agama Khatolik. sepertinya penjelasan dari berbagai sumber sudah terlalu banyak (coba search di google atau wikipedia tentang sejarah valentine. atau baca majalah - majalah islam maupun buletin jumat yang terbit menjelang tanggal 14 Februari, kebanyakan isinya membahas hal yang sama, tentang sejarah Hari Valentine), jadi saya tidak perlu menjelaskan ulang. yang ingin saya bahas di sini lagi - lagi mengenai pribadi manusia itu sendiri. mengapa remaja muslim di Indonesia pada khususnya, tetap saja ramai - ramai merayakan Hari Valentine meski mungkin mereka tahu bahwa agama yang meeka anut melarang umatnya mengikuti perayaan kaum atau agama lain.

Ada banyak jawaban dari pertanyaan ini jika kita lemparkan pada banyak orang, tapi renungkan sejenak, apa alasan yang paling mendasar?

Yap, menurut saya, alasan paling mendasar adalah kepahaman tentang agama itu sendiri. jika mereka - remaja islam yang merayakan valentine - itu benar - benar paham dengan ajaran agamanya, tentu mereka tidak akan buang - buang waktu, buang - buang uang, buang - buang tenaga, bahkan menyia-nyiakan keperawanan hanya demi merayakan valentine. Lalu, kenapa solusi yang banyak dilakukan oleh orang yang sudah paham, terutama ormas maupun lembaga islam terkesan hanya sekedar himbauan atau ajakan agar tidak merayakan valentine. kita lihat, menjelang valentine, ada banyak tulisan di berbgai media islam yang membahasnya, tak ketinggalan pula aksi long march keliling kampus dan jalan - jalan besar, dan banyak lagi kegiatan lain yang serupa. tapi ketika valentine sudah lewat, kegiatan - kegiatan itu tidak tampak lagi.

oke lah, mungkin ada yang menyanggah dengan mengatakan bahwa aktifitas itu hanya bagian kecil dari upaya mereka - ormas dan aktifis islam - dalam mengampanyekan penolakan pada hari valentine, masih banyak aktifitas lain yakni berupa pembinaan rutin, kajian dan sebaginya. tapi yang saya soroti adalah profesionalitas dan efektifitas dari aksi demo atau long march. dalam aksi ini tentu peserta aksi dan panitia akan mengeluarkan banyak dana, untuk membuar rontek, poster, dan mungkin untuk bagi - bagi selebaran. kemudian waktu dan tenaga juga banyak dihabiskan. belum lagi jika aksi melewati jalan - jalan besar, banyak pengguna jalan yang terganggu dengan adanya aksi ini. dan yang paling saya permasalahkan adalah keberadaan akhwat dalam aksi di depan publik, menurut saya ini bukan hal yang baik (apapun alasannya)

kemudian, coba kita lihat profesionalitasnya. ketika saya mengikuti beberapa kali aksi, selalu saja ada ketidakprofesionalan panitia dalam penyelenggaraan aksi. diantaranya, tidak berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak kepolisian (atau SKK kalau di UGM), tidak memberikan informasi sebelumnya kepada pengguna jalan, kurang baiknya manajemen panitia dalam mengatur massanya (akibatnya sering membuat aksi terlihat semrawut, menganggu pengguna jalan, dls), kurang sigapnya panitia ketika ada oknum yang menyusup (pernah ada orang yang "menyamar" sebagai peserta aksi kemudian bertindak nyleneh seperti merokok, sedikit merusak sesuatu, atau sedikit melakukan kekacauan), dan banyak lagi yang lain. hal ini bukannya memmberikan citra positif terhadap islam, tapi malah memperburuknya.

kemudian mengenai efektifitas. sayangnya belum pernah ada panitia suatu aksi yang menganalisis keberhasilan aksi yang dilakukan. menurut saya, seandainya kita survei kepada orang - orang yang mendengar dan melihat aksi yang dilakukan, apakah mereka akan serta - merta mengikuti apa yang kita kampanyekan? saya kok tidak yakin ya...?

nah, solusi konkretnya adalah, hentikan atau minimal kurangi aksi - aksi di jalanan. tingkatkan pembinaan kepada orang - orang yang belum paham. lakukan pendekatan person to person. itu jauh lebih efektif dari pada aksi - aksi jalanan.
So, islam adalah agama mulia, dengan ajaran yang mulia pula. jadi jangan coreng kemuliaan islam dengan perbuatan kita yang menurut kita ikut memuliakan islam padahal yang terjadi justru sebaliknya. Wallohu alam

Feb 8, 2009

Tahun Baru kemaren

Mungkin agak telat ini ku tulis, tapi bukankah "lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali?" betul kan?

Yap. tahun baru kemaren aku di Jogja, merasakan dan menyaksikan hiruk - pikuk kota jogja menyambut tahun baru Masehi. yang membuat ku tak habis pikir, kenapa sih warga jogja yang katanya "berbudaya" ini ikut - ikutan latah merayakan tahun baru. gak remaja, gak orang tua, gak anak - anak, sama aja. bahkan yang kesehariannya aktif di masjid pun ikut - ikutan keluar di malam tahun baru. bukankah merayakan tahun baru itu adalah budaya dan tradisinya orang nasrani? yang berhubungan dengan kelahiran yesus dan natal? sedangkan Alloh melalui lisan Rosulnya telah mengingatkan bahwa siapa yang mengikuti suatu kaum maka ia termasuk ke dalam golongan kaum tersebut. na'udzubillahimindzalik.
Lalu, mengapa mereka masih mengikiutinya juga? apa kah hanya kesenangan dan kebahagiaan sesaat yang mereka inginkan? atau kah rasa sungkan dan malu di cap kampungan jika tidak ikut merayahan tahun baru? padahal Alloh telah menjanjikan balasan surga yang kebahagiaan dan kesenangan di dalamnya jauh melebihi kebahagiaan dan kesenangan di dunia bagi orang - orang yang beriman dan istiqomah di jalanNya. Padahal Rosululloh telah mengingatkan bahwa penilaian Alloh jauh lebih penting dan utama daripada penilaian manusia. Entahlah, sepertinya hati orang - orang itu telah tertutup. enggan dan bahkan sengaja melupakan nasehat yang sering diucapkan para ustadz saat pengajian maupun khotib saat jumatan. Ya! mereka hanpir selalu menghadiri pengajian dan jmatan, tapi entahlah, mengapa mereka tidak mengmbil ilmu di sana. wallohu'alam