Panduan menggunakan Blog ini :D

Pembaca yang budiman, silahkan isi kolom komentar dan memulai diskusi pada setiap postingan. Semakin ramai semakin semangat saya dalam mengelola blog ini. Selamat menjelajahi seluruh isi blog. ^_^.

Dec 23, 2009

Kisah - kasih di Sekolah



Pukul 06.50
Jalan Raya Solo – Yogya, Perempatan pasar Klewer, Gatak.
Sambil menunggu lampu lalu lintas menyala hijau, ku tengok jam tanganku, “uh..sepuluh menit lagi….” batinku. Gara – gara lupa tidak berdoa sebelum berangkat tadi -mungkin- Alloh memberiku peringatan, ban sepeda motorku bocor. Meski keluar dari rumah pukul enam lewat lima belas seperti biasa, baru kali ini aku khawatir akan terlambat. Ya! Sekolah memang sudah sejak lama membuat aturan ketat mengenai kedisiplinan, terutama disiplin waktu. Pukul tujuh lewat semenit saja, pintu gerbang pasti sudah ditutup. Siswa yang datang terlambat, jika tidak mempunyai alasan yang kuat, jangan harap bisa segera mengikuti pelajaran. Guru BK akan memberikan untaian nasehat yang bijak, namun cukup panjang dan lebar. Setelah mendapat nasehat dari beliau, kami pasti akan merasa sangat malu dan berjanji untuk tidak terlambat lagi.
Suara klakson kendaraan membuyarkan lamunanku, trafic light telah menyala hijau. Aku segera tancap gas sembari mengucap basmallah. Ini untuk pertama kalinya aku ngebut, “Ibu, maaf” batinku, “Bukan bermaksud menentang perintah ibu untuk tidak ngebut, tapi ini dalam keadaan darurat. Ya Alloh…! Lindungi hamba”. Dengan kecepatan yang cukup tinggi, aku membelah jalan Solo – Yogya, lurus menuju ke utara. Alhamdulillah lalu lintas pagi ini tidak begitu padat, meski juga tidak bisa dikatakan sepi. Keahlianku mengendaraiku motor benar – benar diuji di sini.

Pukul 06.58
Gerbang SMA Negeri 1
“Alhamdulillah, gerbang sekolah belum ditutup”. Aku segera masuk, menyapa Pak Budi, yang kami juliki juru kuncinya SMA 1, kemudian menuju ke tempat parkir motor. Hal lain yang kurang menyenangkan jika datang hampir terlambat adalah harus memarkir motornya di tempat yang paling jauh dari pintu ke luar. Peraturan parkir ini, meski tidak ada petugas yang mengawasi, dilaksanakan dengan penuh kesadaran oleh semua siswa. Namun peraturan ini tidak begitu bermasalah bagiku. Toh, teman – teman memarkir motornya dengan sangat rapi. Tidak ada bagian motor yang terlalu menjorok maju, maupun terlalu ke belakang. Sehingga untuk melewatinya, tidak ada hambatan sama sekali. Setelah memarkir motor, aku segera ke kelas. Alhamdulillah, bel tanda masuk berbunyi bersamaan dengan salam yang aku ucapkan ketika masuk kelas. Seketika, teman – teman di kelas kompak menjawab salam ku dengan lengkap. Ku perhatikan, tidak ada seorang pun yang tidak beraktivitas di kelas. Di deretan bangku sebelah kiri ada sekelompok siswa yang tampak asyik mendiskusikan sesuatu, sebagian lagi membaca buku pelajaran maupun buku pengetahuan yang lain. Di deretan bangku sebelah kanan, beberapa siswi sibuk membaca buku dan bahkan ada yang sedang memegang mushaf. Muroja’ah barangkali. Teguh, teman sebangku ku segera menyambut, menjabat erat tanganku dan mempersilahkan aku duduk.
”Gak biasanya antum datang mepet waktu begini?” Ia langsung menodongku dengan pertanyaan yang sudah aku tebak sebelumnya.
Sebelum aku sempat menjawab, Pak Burhan, Guru Matematika yang mengajar di jam pertama ini keburu masuk.
”Dilanjutin ntar pas jam istirahat ya!” jawabku singkat.
Pelajaran pun dimulai. Selama pelajaranan berlangsung, seluruh siswa khusyu’ memperhatikan. Ketika diminta oleh Pak Guru untuk bertanya maupun menjawab soal di depan kelas, seluruh siswa pun akan berebutan menunjukkan kemampuannya. Aku sangat menyukai suasana kelas seperti ini. Penuh persaingan, sehingga aku pun selalu bersemangat untuk belajar.

Pukul 09.17
Mushola SMA Negeri 1
Memasuki jam istirahat pertama, aku bersama Teguh dan sebagian besar teman – teman sekelas menuju ke Mushola. Sembari jalan, kami melanjutkan obrolan yang terputus tadi. Sesampainya di Mushola, ternyata Mushola sudah dipadati oleh sebagian besar siswa. Ketika masuk jam istirahat, mushola memang menjadi tujuan utama untuk menunaikan anjuran Rosululloh, yakni sholat dhuha. Hanya sebagian kecil saja siswa yang mengisi waktu istirahatnya di kantin -karena paginya belum sempat sarapan- .Di Mushola berlantai dua ini, kami tidak perlu merasa rikuh karena tempat wudhu dan tempat sholat antara siswa dan siswi dipisah. Tempat wudhu putri berada di sebelah timur laut, dan langsung dihubungkan dengan tangga ke lantai dua. Sedangkan tempat wudhu putra berada di sebelah barat daya. Jumlah keran wudhu yang sudah mencapai dua belas buah ini tetap saja tidak mencukupi. Kami tetap harus mengantri. Namun sembari mengantri, kami bisa membaca tulisan – tulisan yang ditata rapi di dinding tempat wudhu. Tulisan ini dikelola oleh para pengurus Rohis, namun tiap siswa berkesempatan untuk saling menasehati dan menularkan ilmunya melalui mading ini.
Selesai sholat dhuha, aku tidak segera kembali ke kelas. Masih ada waktu sekitar 5 menit lagi sebelum masuk pelajaran jam ke empat. Aku sempatkan untuk bertilawah, entahlah, aku merasa sangat nyaman dan betah berlama – lama di mushola ini, meski tanpa AC dan kipas angin. Sepertinya, tidak hanya aku saja yang merasa demikian. Sebagian besar siswa tetap bertahan di mushola selesai shalat dhuha. Ada yang melakukan aktivitas yang sama seperti yang kulakukan, ada yang membaca – baca buku, dan ada pula yang berkelompok mendiskusikan sesuatu. Sebagian lagi, menuju perpustakaan yang berada di sebelah timur mushola. Banyak hal yang aku banggakan dari perpustakaan sekolahku . Selain karena koleksinya sangat lengkap dan selalu up-date, penataan buku – bukunya pun sangat rapi. Buku – buku pelajaran dan buku – buku keilmuwan di letakkan di rak sebelah timur dan barat. Bagian timur untuk buku – buku eksak, dan bagian barat untuk buku – buku sosial. Sedangkan sebelah utara berisi buku – buku agama. Di bagian buku – buku islam, koleksinya tidak kalah dengan perpustakaan masjid besar. Kitab – kitab karya Ulama – ulama besar dari dalam dan luar negeri pun nongkong di sini. Ruang baca berada di tengah – tengah. Ada skat yang memisahkan satu meja dengan meja di sebelahnya. Namun, sekat ini dapat dilepas jika kita ingin berdiskusi dengan teman di sebelah kita. Selain menyediakan koleksi berupa buku pelajaran atau buku keilmuwan dan buku agama, perpustakaan ini juga mengoleksi majalah, surat kabar, e-book, soft ware komputer, dan masih banyak yang lain, yang ditaruh di rak bagian selatan, bersebelahan dengan meja pustakawan.

Pukul 11.45
Mushola SMA Negeri 1
Adzan yang berkumandang dari mushola membahana ke seluruh penjuru sekolah. Setiap muslim yang mendengar kumandang adzan ini segera menyudahi aktivitasnya dan menuju ke mushola. Tidak ketinggalan, Bapak - Ibu Guru, karyawan dan penjaga kantin pun ikut shalat berjamaah di mushola. Jika Bapak Kepala Sekolah ada, beliulah yang akan menjadi imam. Jika tidak, Guru agama kami, Pak Fauzi lah yang akan menjadi imam. Selesai shalat dan berdzikir, seperti biasa, ada semacam kultum yang diberikan oleh siswa, sesuai dengan penjadwalan yang telah dibuat para pengurus Rohis.

Pukul 13.45
Parkiran SMA Negeri 1
Sepulang sekolah, tidak ada agenda kegiatan organisasi yang ku ikuti. Aku pun segera menuju parkiran. Aku baru ingat kalau tadi pagi aku datang hampir terlambat. Aku harus bersabar menunggu teman – teman yang parkir di dekat pintu keluar untuk keluar lebih dulu. Sembari menunggu, aku perhatikan kesibukan teman – teman. Aku bersyukur letak tempat parkir putra dan putri tidak dicampur. Jika berjejalan seperti ini dengan lawan jenis, betapa rikuhnya.
Akhirnya parkiran mulai sepi. Aku pun beranjak keluar mengendarai sepeda motorku. Sebelum keluar dari gerbang sekolah, sempat terbaca tulisan yang tertempel di pintu gerbang. Tulisan ini selalu ku baca karena posisi dan isinya yang sangat menarik. Tulisan itu berbunyi, ”Selamat Jalan, teruslah belajar untuk dunia dan akheratmu”

4 comments:

Anonymous said...

subhanallah mantabjaya rek,..
pengalaman pribadi fiq
tapi kok soko pasar klewer berangkate,..

Abu Zaidan said...

bukan bro,
cerpen tuh
harapan akan sekolah di masa depan =)

Pradeta Happy N W said...

ini pernah terbit di buletin nya rohis yaa mas??

Hafiq said...

Betul banget Hap, masih inget juga kamu :) kan emang Bulletin yang itu aku yang buat ^^