Panduan menggunakan Blog ini :D

Pembaca yang budiman, silahkan isi kolom komentar dan memulai diskusi pada setiap postingan. Semakin ramai semakin semangat saya dalam mengelola blog ini. Selamat menjelajahi seluruh isi blog. ^_^.

Dec 23, 2009

Resensi film Avatar



Avatar, berkisah tentang Jake Sulley, seorang mantan mariner yang “terpaksa” mengikuti program avatar di planet Pandora karena saudara kembarnya yang seharusnya melakukan program tersebut tertembak oleh perampok. Planet Pandora terletak sekitar 5 tahun perjalanan dari bumi. Di Pandora terdapat mineral tambang melimpah yang sangat langka dan mahal. Namun, rencana proyek penambangan tersebut terhambat karena bangsa Na’vi, penduduk asli planet pandora mendiami kawasan yang merupakan daerah tempat mineral tersebut terpendam.

Grace, seorang ilmuwan yang dipekerjakan di tempat itu memiliki proyek yang dinamai avatar, mereka ”menciptakan” makhluk dengan wujud mirip dengan penduduk Na’vi, badan tinggi besar, berkulit biru dan berekor. Kemudian para avatar yang terpilih –termasuk jake Sulley- ditransfer ”jiwa” nya masuk ke dalam makhluk Na’vi buatan. Agar mereka dapat mempelajari bahasa bangsa Na’vi, kebiasaan, adat dan keinginan bangsa pribumi (lebih tepatnya bangsa pripandora) tersebut. Sehingga, mereka bisa meminta bangsa Na’vi meninggalkan tempat tinggal mereka dengan kompensasi tertentu. Tanpa harus terjadi pertumpahan darah.

Namun, semuanya tidak berjalan sesuai rencana, pimpinan proyek pertambangan di planet pandora tidak mau menunggu terlalu lama, mereka berkeinginan untuk mengusir bangsa Na’vi secara paksa, dimulailah dilema pada diri Jake Sulley, antara mengkhianati bangsa Na’vi (karena ia telah dianggap sebagai bagian dari penduduk Na’vi) ataukah mengkhianati bangsanya sendiri – manusia- . Terlebih lagi, Jake Sulley jatuh hati kepada Neytiri, putri dari kepala suku bangsa Na’vi.

Secara sepintas, film ini dikemas dengan sangat apik, sound efek dan visualnya terasa sangat nyata. Penggambaran hutan belantara yang penuh dengan tumbuhan dan hewan unik pun terasa sangat apik. Namun, ketika memperhatikan dengan seksama, terdapat beberapa hal yang kurang ”jelas” dan sedikit aneh dalam film tersebut, terkesan dipaksakan. Beberapa diantaranya adalah :
1.Kondisi planet pandora yang tidak terdapat / miskin oksigen. Dalam berbagai kesempatan, manusia yang berada di luar / alam bebas harus menggunakan alat bantu pernafasan. Pertanyaannya kemudian adalah, bagaimana mereka mencukupi kebutuhan oksigen mereka selama ini?? Mereka tinggal di pandora cukup lama, dengan jumlah personal yang sangat banyak, lalu dari mana oksigen yang selalu mengisi tiap ruang di dalam pangkalan tempat mereka tinggal??? Di situ tidak diceritakan dan tidak dijelaskan. Apakah mereka memiliki pepohonan dari bumi sebagai produsen oksigen, atau kah mereka sudah memiliki mesin penghasil oksigen?? Sebagai sebuah film fiksi ilmiah, hal ini merupakan kelemahan yang sangat fatal.

2.Kebiasaan dan adat bangsa Na’vi berbeda dengan adat orang bumi, mereka tidak mengenal salaman sebagai ungkapan persahabatan, namun ketika menggambarkan kemesraan Jake Sulley dalam tubuh Na’vi dengan Neytiri, kebiasaan yang sama dengan di bumi (pelukan, ciuman dan cumbuan) tetap persis sama. Aneh bukan???

3.Hal lain yang cukup disayangkan adalah ketika terjadi perang antara manusia (dengan kecanggihan peralatan perangnya) melawan bangsa Na’vi dengan kesederhanaanya (busur panah dan hewan tunggangan), Jake Sulley sebagai mantan tentara dan pimpinan perang bangsa Na’vi memilih pertarungan frontal, tanpa mengunakan strategi – strategi perang yang sebenarnya dapat dibuat menjadi lebih menarik. Meskipun pada akhirnya nanti ingin digambarkan bangsa Na’vi yang mulai terdesak, setidaknya sosok Jake Sulley sebagai orang yang dipilih oleh ”Eyvra” –Dewa bangsa Na’vi- bukanlah orang sembarangan.

Namun, bagaimanapun juga, film ini sangat layak untuk ditonton, meski terdapat adegan yang seharusnya tidak lolos sensor. Nilai – nilai yang diangkat dalam film ini, terutama mengenai pelestarian lingkungan dapat memberi pelajaran yang berharga bagi para penontonnya. Saat adegan para tentara menghancuran rumah pohon sebagai tempat tinggal bangsa Na’vi dengan begitu kejamnya, sangat terasa bagaiman sedihnya mereka. Itu jugalah yang seharusnya kita rasakan ketika kita melakukan perbuatan yang merusak lingkungan, rasa sedih bagi yang mengalami efeknya secara langsung.

Dan, pesan terakhir sebelum resensi ini saya tutup. Jangan sampai anda terlena, dengan menganggap orang Amerika sudah menyadari tentang pentingnya melestarikan lingkungan. Tidak!! Anda salah jika berpikiran seperti itu. Mereka membaut film ini hanya sebagai pembentuk persepsi bahwa mereka peduli pada lingkungan, padahal sesungguhnya tidak. Ada banyak perbuatan mereka yang jelas – jelas menunjukkan ketidakpedulian mereka terhadap isu lingkungan. Jadi, jangan salah mengira........!!

2 comments:

BLog Paling Keren said...

Salam kenal...

review yang lengkap banget, menarik. Saya juga baru saja pulang nonotn Avatar dan bikin review di blog saya. Mampir yuk...

jangan lupa comment ya...

Thanks..

Yelli Sustarina said...

Ini film terbaik yang pernah aku tonton dan juga menjadi film favoriteku.