Panduan menggunakan Blog ini :D

Pembaca yang budiman, silahkan isi kolom komentar dan memulai diskusi pada setiap postingan. Semakin ramai semakin semangat saya dalam mengelola blog ini. Selamat menjelajahi seluruh isi blog. ^_^.

Mar 5, 2011

Renungan bencana Merapi




Aktivitas gunung merapi tahun 2010 kemaren benar-benar dahsyat. Meluluhlantakkan peradaban manusia di sekelilingnya. Sebagai makhluk yang percaya dengan ke-Maha Kuasaan Alloh, tentu kita semua yakin, bahwa bencana ini bukan hanya sekedar bencana alam yang terjadi secara alami. Melainkan ada campur tangan dariNya untuk menunjukkan kepada kita akan keMaha kuasaannya. Kemudian, sebagai umat yang meyakini bahwa Al Quran adalah petunjuk dan pedoman hidup kita, kita juga meyakini kebenaran semua isi dalam Al Quran tersebut. Beberapa diantaranya, ayat-ayat yang menyampaikan tentang penyebab bencana
Yakni di dalam surat Al Israa' ayat 58, yang terjemahannya :
"Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh)".

Ayat ini dengan sangat lugas menyatakan bahwa suatu negeri yang tertimpa bencana atau azab dari Alloh itu dikarenakan perbuatan penduduk tersebut yang durhaka kepada Alloh. Alloh mempertegas pernyataan ini, bahwa bencana yang ditimpakan kepada manusia itu adalah akibat ulah manusia itu sendiri di dalam Surat An Nisaa' ayat 79 yang artinya
"Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi".

Sedangkan jika penduduk suatu kaum itu beriman, maka dicabutlah azab itu dari kaum tersebut, keterangan ini dapat kita temukan dalam surat Yunus ayat 98, yang artinya
"Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu".

Nah, peringatan-peringantan tegas dari Alloh ini seharusnya membuat kita, khususnya warga di sekitar bencana, untuk berinstropeksi diri. Apakah selama ini banyak perbuatan kita yang telah membuat Alloh murka? Sehingga Alloh mendatangkan azabnya. Aturan-atuaran Alloh tidak hanya sebatas pada pelaksanaan ibadah mahdoh seperti shalat, puasa, zakat dan haji. Tetapi Alloh telah membuat aturan dalam semua bidang. Bisa jadi kita rajin shalat, berpuasa di bulan ramadhan dan menunaikan zakat, namun ternyata perilaku kita sehari-hari masih melanggar syariat yang telah Alloh tetapkan.

Perbuatan-perbuatan syirik (menyekutukan Alloh, mempercayai jimat, meyakini ada benda, hewan, atau tempat keramat yang dapat memberi berkah atau keselamatan, memohon dan berdoa selain kepada Alloh) merupakan penyebab terbesar turunnya azab Alloh kepada suatu kaum. Rosululloh memperingatkan, bahwa dosa syirik merupakan dosa yang tidak akan diampuni oleh Alloh jika pelakukunya belum bertaubat hingga akhir hayatnya. Selain itu, dosa-dosa besar yang lain seperti zina (dan perbuatan-perbuatan yang mendekati zina), membunuh (termasuk aborsi), mengambil yang bukan haknya (termasuk korupsi), mengumbar aurat (baik pelaku maupun penontonnya), meminum khamar (termasuk narkoba), berjudi (termasuk taruhan), dan semacamnya, serta terlalu berlebihan menghabiskan waktu untuk melakukan perbuatan yang sia-sia dan tidak bermanfaat, terutama tidak bermanfaat untuk kepentingan akherat (seperti nongkrong, jalan-jalan di mall, maen game online, ke diskotik, dan sebagainya) mungkin yang menjadikan azab itu Alloh timpakan. Maka, sudah selayaknya kita segera bertaubat, memohon ampun dan segera memperbaiki diri.

Jangan sampai kita malah seperti apa yang Alloh gambarkan dalam Surat Al Hajj ayat 11 tentang keadaan suatu kaum yang beriman ketika Alloh memberinya kebajikan (nikmat), namun imannya lemah. Sehingga ketika ia ditimpa bencana, ia pun kembali kafir. Kaum seperti ini Alloh sebut sebagai orang yang merugi di dunia dan akherat.
"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi[980]; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang[981]. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata".
[980]. Maksudnya: tidak dengan penuh keyakinan.
[981]. Maksudnya: kembali kafir lagi.

Atau jangan pula sebaliknya, beriman kepada Alloh hanya ketika mendapat bencana atau memohon sesuatu, tetapi ketika Alloh telah menyelamatkannya atau mengabulkan permohonannya, ia kembali ingkar. Alloh menggambarkannya dalam surat Al Ankabut ayat 65
"Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya[1158]; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)"
[1158]. Maksudnya: dengan memurnikan ketaatan semata-mata kepada Allah

Tulisan ini bukan dimaksudkan untuk menghakimi atau menuduh teman-teman di daerah bencana sebagai pelaku perbuatan-perbuatan zalim tersebut. Namun hanya suatu upaya untuk melaksanakan perintah Alloh dalam Surat Al 'Ashr ayat 3
"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran".

Mari saudara-saudaraku, kita kembali memurnikan ketaatan kita kepada Alloh. Menjalankan syariatnya, tidak hanya dalam ibadah-ibadah ritual saja, namun juga di seluruh aspek kehidupan kita. Selain itu, agar kita tahu apa saja aturan yang Alloh telah tetapkan, sehingga kita dapat mematuhinya, maka sudah selayaknya untuk meningkatkan pemahaman agama kita dengan rajin dan rutin mengikuti kajian-kajian dan majelis ilmu yang mengaji isi Al Quran dan Hadits Nabi Muhammad, serta mengoleksi dan membaca buku-buku yang dapat menambah pengetahuan kita tentang agama yang selama ini kita peluk. Tentu dengan disertai membaca Al Quran itu sendiri secara rutin.
Harapan saya, teman-teman juga ikut menyebarluaskan pesan ini, agar kita dapat memberikan pembelaan di hadapan Alloh kelak di akherat, sebagaimana keterangan Alloh dalam surat Al A'raf ayat 164
"Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu[580], dan supaya mereka bertakwa".

Sebagai penutup, sekali lagi, kejadian ini jelaslah menunjukkan tanda kebesaran Alloh, dalam surat Al Mu'minum ayat 30 Alloh berfirman
"Sesungguhnya pada (kejadian) itu benar-benar terdapat beberapa tanda (kebesaran Allah), dan sesungguhnya Kami menimpakan azab (kepada kaum Nuh itu)".

Catatan tambahan, jika ada yang menanyakan mengapa di daeah lain yang jelas penduduknya jauh lebih zalim daripada wilayah di dekat merapi tidak mendapatkan azab sama sekali. Maka jawabannya terdapat dalam surat Al Hajj ayat 48
Dan berapalah banyaknya kota yang Aku tangguhkan (azab-Ku) kepadanya, yang penduduknya berbuat zalim, kemudian Aku azab mereka, dan hanya kepada-Kulah kembalinya (segala sesuatu).
Alloh berkehendak menangguhkan maupun mempercepat kapan datangnya suatu azab. Bagi yang azabnya dipercepat, bersyukurlah karena artinya kita masih diberi kesempatan untuk bertaubat, memperbaiki diri. Daripada kaum yang azabnya Alloh timpakan di akherat (neraka), tidak ada lagi kesempatan baginya untuk bertaubat.
Ayat-ayat lain yang bisa menjadi tambahan bahan renungan. Silahkan periksa Surat Huud ayat 100-108, Surat Ath Thalaq ayat 8-12 dan Surat Zukhruf ayat 48.

No comments: